Jelang Galungan, Desa Adat Padangtegal Bagikan THR Rp 2 Juta untuk 689 KK

By 25 Sep 2024, 13:22:33 WIBBanjar

Jelang Galungan, Desa Adat Padangtegal Bagikan THR Rp 2 Juta untuk 689 KK

Keterangan Gambar : Ilustrasi - Salah satu kegiatan adat di Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali. (Foto: Sekretariat Desa Adat Padangtegal)


Gianyar - Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, membagikan tunjangan hari raya (THR) Rp 2 juta untuk warganya menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Selain uang, desa adat setempat juga memberikan 25 kilogram (kg) beras per kepala keluarga (KK).
Bendesa Desa Adat Padangtegal, I Wayan Astawa, menjelaskan pembagian THR dan beras itu adalah salah satu program desa adat yang mengacu pada konsep Tri Hita Karana (hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan). THR diberikan kepada krama atau warga dari empat banjar adat di Padangtegal.

"Sebanyak 689 KK masing-masing menerima Rp 2 juta dan beras 25 kg," ujar Astawa kepada detikBali, Selasa (24/5/2024).

Astawa menjelaskan sumber dana program tersebut berasal dari hasil usaha yang dikelola desa adat dan kesepakatan pelaku usaha di kawasan pariwisata itu. Termasuk dari pendapatan objek wisata Monkey Forest Ubud yang berpenghasilan mencapai miliaran rupiah per bulan.

Menurut Astawa, program tersebut juga telah diatur dalam awig-awig (aturan adat) di desa adat tersebut. "Bantuan untuk krama itu bukan dari Monkey Forest saja, melainkan dana gabungan dari semua usaha wisata yang dijadikan program Desa Adat Padangtegal," terangnya.

Astawa menuturkan Desa Adat Padangtegal juga memiliki program lainnya untuk krama setempat. Mulai dari program pemeriksaan kesehatan gratis, memfasilitasi kegiatan krama werdha (warga lanjut usia), hingga program beasiswa.

"Krama werdha yang sakit, yang berkebutuhan khusus, ada homecare setiap bulan sekali. Kami berikan pampers untuk kebutuhan sebulan, susu sebulan," ujarnya.

Tahun ini, Astawa berujar, Desa Adat Padangtegal juga membangun klinik kesehatan agar krama mendapat pelayanan kesehatan lebih bagus. Pembangunan klinik itu bekerja sama dengan sebuah rumah sakit di Denpasar.

Dari sisi keamanan wilayah, Desa Adat Padangtegal mengerahkan pecalang selama 24 jam penuh. Selain membantu menjaga keamanan di wilayah desa adat, para pecalang itu juga kerap mengantarkan warga yang memerlukan pertolongan medis ke rumah sakit.

"Pecalang siap 24 jam. Kalau ada krama sakit, mereka ambil ambulans, mereka yang antar," imbuh Astawa.

Ada pula program pendidikan, yakni beasiswa kuliah untuk warga Desa Adat Padangtegal. Menurut Astawa, penerima beasiswa tetap dievaluasi secara berkala. Ia menegaskan beasiswa hanya diberikan untuk warga yang serius kuliah.

"Jika nilai IPK buruk, maka beasiswanya disetop. Per hari ini ada 119 orang yang mendapatkan beasiswa kuliah," pungkas Astawa.



Tulis Komentar

Video Terbaru

View All Video